Total Tayangan Halaman

This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Minggu, 13 Januari 2019

proses booting pada sistem operasi closed source


PROSES BOOTING PADA SISTEM OPERASI CLOSED SOURCE
https://tiochoirul34.files.wordpress.com/2016/10/windows7_boot.jpg?w=8161. Boot Manager
Boot manager adalah suatu aplikasi yang menjadi bawaan dari semua jenis Linux untuk mengatur proses booting agar dapat digunakan untuk multiple boot. Sebagai contoh Kita telah meng-install Windows XP dan ingin meng-install Linux Ubuntu maka secara otomatis bila Linux telah terinstall di hardisk maka Linux akan membuat pilihan booting untuk multiple boot.
Proses booting adalah suatu proses yang terjadi pada saat seseorang menghidupkan komputer, dimana masuknya arus listrik ke dalam peralatan komputer.
a. Pada windows, proses start up booting dapat diuraikan sebagai berikut :
1. MBR (Master Boot Record) adalah sebuah program yang sangat kecil yang terdapat pada sector pertama hardisk, MBR kemudian me-load suatu program bernama NTLDR ke dalam memori.
2. NTLDR kemudian memindahkan komputer ke “flat memory model” (bypassing the 640KB memory restrictions placed on PCs) kemudian membaca file BOOT.INI.
3. Jika komputer mempunyai beberapa partisi yang bootable, NTLDR akan menggunakan informasi yang terdapat pada file BOOT.INI untuk menampilkan pilihan boot, apabila hanya terinstall windows xp saja maka tampilan menu akan dilewati dan windows akan me-load windows xp.
4. Sebelum meload Windows XP, NTLDR membuka program lain ke dalam memory yang disebut NDETEC.COM. File ini melakukan pengecekan semua hardware yang terdapat pada komputer. Setelah semua hardware ditemukan, NDTECT.COM memberikan kembali informasi tersebut ke NTLDR.
5. NTLDR kemudian berusaha me-load versi Windows XP yang dipilih pada step 3. Hal ini dilakukan dengan menemukan file NTOSKRNL pada folder System32 yang terdapat pada directory windows xp . NTOSKRNL adalah program utama pada system operasi windows yaitu sebuah “kernel” Setelah kernel tersebut di-load ke memory, NTLDR passes control of the boot process to the kernel and to another file named HAL.DLL. HAL.DLL controls Windows’ famous hardware abstraction layer (HAL)
6. NTOSKRNL kemudian menangani proses boot selanjutnya. Langkah pertama adalah meload beberapa “low-level system drivers”. Kemudian NTOSKRNL me-load semua file-file yang dibutuhkan untuk membuat “core” sistem operasi windows xp.
7. Kemudian, Windows akan memverifikasi apakah terdapat lebih dari satu konfigurasi hardware profile pada komputer, kalau terdapat lebih dari satu hardware profile windows akan menampilkan menu pilihan, tetapi apabila hanya terdapat satu profile maka windows akan langsung me-load default profile.
8. Sesudah windows mengenali hardware profile yang digunakan, windows kemudian me-load semua device driver untuk semua hardware yang terdapat pada komputer, Pada saat ini tampilan monitor menampilkan “Welcome To Windows XP boot screen”.
9. Terakhir windows menjalankan semua service yang dijadwalkan secara otomatis. Pada saat ini tampilan monitor menampilkan “logon screen”.
b. Berdasarkan prosesnya, booting dapat dikenali dengan beberapa jenis, yaitu:
1. Cold Boot → Boot (proses menghidupkan komputer) yang terjadi pada saat komputer dalam keadaan mati. Cold boot dilakukan dengan cara menghidupkan komputer dengan menekan tombol switch power. Booting dingin mendaur ulang akses memori acak komputer sekaligus juga menghapus virus-virus yang mungkin berada dalam memori sebelumnya.
2. Warm Boot → Boot (proses menghidupkan komputer) yang terjadi pada saat komputer dialiri listrik kembali dan listrik dimatikan hanya sejenak. Dengan tujuan mengulang kembali proses komputer dari awal. Warm Boot ini biasanya terjadi disebabkan oleh software crash atau terjadi pengaturan ulang dari sistem. Atau Warm boot bisa juga diartikan mengaktifkan kembali tanpa harus dimatikan terlebih dahulu, misalnya dengan menekan tombol reset, atau memencet sekaligus tombol CTRL+ALT+DEL pada sistem operasi Disk Operating System (DOS). Me-restart komputer dengan menekan Ctrl+Alt+Del atau melakukan shutdown dan restart. Booting panas ini dapat dideteksi dan dimanipulasi oleh virus.
3. ­­­­­­­Soft Boot → Boot (proses menghidupkan komputer) yang dikendalikan melalui sistem.
4. Hard Boot → Boot (proses menghidupkan komputer) yang dilakukan dengan cara dipaksa.
5. ReBoot → Peristiwa mengulang kembali sistem dari awal. reBoot dilakukan oleh beberapa hal, antara lain seperti sistem tidak bereaksi dalam beberapa lama, atau terjadi perubahan setting dalam sistem.
2. POST (Power On Self Test)
POST (Power on Self-Test) yaitu test yang dilakukan oleh PC untuk mengecek fungsi-fungsi komponen pendukung PC apakah bekerja dengan baik. POST dilakukan PC pada saat booting, jika PC mengalami suatu masalah maka akan dapat terdeteksi gejala kesalahannnya melalui POST, PC akan memberikan pesan/peringatan kesalahan dalam bentuk suara yang dihasilkan melalui speaker atau tampilan visual di monitor. Selain itu pesan/peringatan kesalahan juga dapat dideteksi melalui kinerja dari PC, misalkan PC tidak hidup walaupun sumber listrik AC sudah terhubung dan tombol power sudah ditekan.
POST memungkinkan user dapat mendeteksi, mengisolasi, menentukan, dan menemukan kesalahan sehingga dapat memperbaiki penyimpangan atau kerusakan yang terjadi pada PC. Mekanisme POST disediakan oleh semua produk PC atau motherboard dan tersimpan di dalam ROM atau flash ROM BIOS. Secara umum proses dan prosedur yang dilakukan dalam POST pada semua produk motherboard sama. Terdapat beberapa perbedaan yang menjadikan ciri dari produk motherboard tertentu, tetapi pada dasarnya tetap sama.
a. Prosedur POST (Power on Self-Test)
POST dilakukan sesaat setelah komputer dihidupkan dan mulai booting, proses ini dilakukan oleh BIOS. Adapun urutan prosedur POST adalah sebagai berikut :
1. Test Power Supply ditandai dengan lampu power hidup dan kipas pendingin power supply berputar.
2. Secara otomatis dilakukan reset terhadap kerja CPU oleh sinyal power good yang dihasilkan oleh power supply jika dalam kondisi baik pada saat dihidupkan, kemudian CPU mulai melaksanakan instruksi awal pada ROM BIOS dan selanjutnya.
3. Pengecekkan terhadap BIOS dan isinya. BIOS harus dapat dibaca. Instruksi awal ROM BIOS adalah jump (lompat) ke alamat program POST.
4. Pengecekkan terhadap CMOS, CMOS harus dapat bekerja dengan baik. Program POST diawali dengan membaca data setup (seting hardware awal) pada RAM CMOS setup, sebagai data acuan untuk pengecekan.
5. Melakukan pengecekkan CPU, timer (pewaktuan), kendali memori akses langsung, memory bus dan memory module.
6. Memori sebesar 16 KB harus tersedia dan dapat dibaca/ditulis untuk keperluan ROM BIOS dan menyimpan kode POST.
7. Pengecekkan I/O controller dan bus controller. Controller tersebut harus dapat bekerja untuk mengontrol proses read/write data. Termasuk I/O untuk VGA card yang terhubung dengan monitor.
Jika ada salah satu prosedur POST yang tidak berhasil dilewati maka PC akan menerima pesan/peringatan kesalahan dari POST. Pesan/peringatan kesalahan berupa kode beep yang dikeluarkan melalui speaker yang terhubung dengan motherboard atau tampilan di layar monitor sesuai dengan standar masing-masing motherboard.
b. Pesan/Peringatan Kesalahan POST (Power on Self-Test)
Pesan/peringatan kesalahan hasil POST berupa tampilan performance PC, visual di monitor dan beep dari speaker. Sesuai dengan urutan prosedur POST yang dilakukan oleh BIOS maka gejala-gejala permasalahan yang muncul adalah sebagai berikut:
1
2

3
4


sistem bilangan


A. Sistem Bilangan (Number Sistem)
Sistem Bilangan adalah suatu cara untuk mewakili besaran dari suatu item fisik. Sistem bilangan menggunakan basis (base / radix) tertentu yang tergantung dari jumlah bilangan yang digunakan.
Konsep Dasar Sistem Bilangan adalah Suatu sistem bilangan, senantiasa mempunyai Base
(radix), absolute digit dan positional (place) value.
B. Macam-Macam Sistem Bilangan
Suatu sistem komputer mengenal beberapa macam sistem bilangan, seperti :
1.      Sistem Bilangan Desimal (Decimal Numbering System).
Sistem bilangan decimal adalah bilangan yang menggunakan basis 10 suku angka (radix) yaitu 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9
–   Notasi : (n)10
–   Radixè banyaknya suku angka atau digit yang digunakan dalam sistem bilangan
–   Penulisan:     17 = 1710   , 8 = 810
Contoh.
8   = 10º x 8
18 = (10¹ x 1) + (10º x 8)
2000   10³ x 2) + (10² x 0) + (10¹ x 0) + (10º x 0)
2.      Sistem Bilangan Biner (Binary Numbering System).
Sistem bilangan biner adalah susunan bilangan yang mempunyai basis 2 sebab sistem bilangan ini menggunakan dua nilai koefisien yang mungkin yaitu 0 dan 1.
–   Notasi : (n)2
–     Digit biner digunakan untuk menunjukan dua keadaan level tegangan: HIGH atau LOW.
–   Sebagian besar sistem digital level HIGH direpresentasikan oleh 1 atau ON
dan level LOW direpresentasikan oleh 0 atau OFF.
–   Penulisan : 1102   ,112
3.      Sistem Bilangan Octal (Octenary Numbering System).
Sistem Bilangan Octal adalah Bilangan yang menggunakan basis 8 (Radix 8) yaitu
0,1,2,3,4,5,6 dan 7
–   Notasi : (n)8
–   Penulisan : 458 , 748
4.      Sistem Bilangan Hexadesimal (Hexadenary Numbering System)
Sistem Bilangan Hexadesimal adalah bilangan yang memiliki radix 16 atau berbasis 16 yaitu 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, A, B, C, D, E, F
–   Notasi : (n)16
–   Penulisan : 89116   ,3A16
Bilangan Dengan Basis yang Berbeda
Decimal
( base 10 )
Binary
( base 2)
Octal
( base 8 )
Hexadecimal
( base 16 )



00

01

02

03

04

05

06

07

08

09

10

11

12

13

14

15
0000

0001

0010

0011

0100

0101

0110

0111

1000

1001

1010

1011

1100

1101

1110

1111
00

01

02

03

04

05

06

07

10

11

12

13

14

15

16

17
0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

A

B

C

D

E

F





9
C. Konversi Sistem Bilangan
Setiap angka pada suatu sistem bilangan dapat dikonversikan (disamakan/diubah) ke dalam sistem bilangan yang lain. Secara umum ekspresi sistem bilangan basis–r mempunyai perkalian koefisien oleh pangkat dari r.
anrn + a n-1 r n-1 + … + a2r2 + a1r1 + a0r0 + a-1 r -1 + a-2 r-2 + …
Contoh.
Konversi bilangan n berbasisi r ke desimal
11010,112 = 1.24 + 1.23 + 0.22 + 1.21 + 0.20 +1.2-1 + 1.2-2
= 26,7510
4021,25     = 4.53 + 0.52 + 2.51 + 1.50 + 2.5-1
= 511,410
10
1.      Konversi bilangan Desimal ke Biner
Konversi bilangan desimal bulat ke bilangan Biner: Gunakan pembagian dgn 2 secara suksesif sampai sisanya = 0. Sisa-sisa pembagian membentuk jawaban, yaitu sisa yang pertama akan menjadi least significant bit (LSB) dan sisa yang terakhir menjadi most significant bit (MSB).
Contoh: Konersi 17910   ke biner:
179 / 2 = 89 sisa 1   (LSB)
/ 2 = 44 sisa 1
/ 2 = 22 sisa 0
/ 2 = 11 sisa 0
/ 2 = 5 sisa 1
/ 2 = 2 sisa 1
/ 2 = 1 sisa 0
/ 2 = 0 sisa 1 (MSB)
Þ 17910 = 101100112
MSB       LSB
2.      Konversi bilangan Desimal ke Oktal
Konversi bilangan desimal bulat ke bilangan oktal: Gunakan pembagian dgn
8 secara suksesif sampai sisanya = 0. Sisa-sisa pembagian membentuk jawaban, yaitu sisa yang pertama akan menjadi least significant bit (LSB) dan sisa yang terakhir menjadi most significant bit (MSB).
Contoh: Konersi 17910   ke oktal:
179 / 8 = 22 sisa 3   (LSB)
/ 8 = 2 sisa 6
/ 8 = 0 sisa 2 (MSB)
Þ 17910 = 2638
MSB   LSB
3.      Konversi bilangan Desimal ke Hexadesimal
Konversi bilangan desimal bulat ke bilangan hexadesimal: Gunakan pembagian dgn 16 secara suksesif sampai sisanya = 0. Sisa-sisa pembagian membentuk jawaban, yaitu sisa yang pertama akan menjadi least significant bit (LSB) dan sisa yang terakhir menjadi most significant bit (MSB).
Contoh: Konersi 17910   ke hexadesimal:
179 / 16 = 11 sisa 3   (LSB)
/ 16 = 0 sisa 11 (dalam bilangan hexadesimal berarti B)MSB
Þ 17910 = B316
MSB LSB
4.      Konversi Radiks-r ke desimal
Rumus konversi radiks-r ke desimal:
Contoh:
11012 = 1´23 + 1´22 + 1´20
= 8 + 4 + 1 = 1310
5728 = 5´82 + 7´81 + 2´80
= 320 + 56 + 16 = 39210
2A16 = 2´161 + 10´160
= 32 + 10 = 4210
5.      Konversi Bilangan Biner ke Desimal
Uraikan masing-masing digit bilangan biner kedalam susunan radik 2
1011012 = 1´25 + 1´23 + 1´22 + 1´20
= 32 + 8 + 4 + 1 = 45
6.      Konversi Bilangan Biner ke Oktal
Untuk   mengkonversi   bilangan   biner   ke   bilangan   oktal,   lakukan pengelompokan 3 digit bilangan biner dari posisi LSB sampai ke MSB
Contoh: konversikan 101100112 ke bilangan oktal
Jawab :
10 110 011
2     6       3
Jadi 101100112 = 2638
7.      Konversi Bilangan Biner ke Hexadesimal
Untuk mengkonversi bilangan biner ke bilangan hexadesimal, lakukan pengelompokan 4 digit bilangan biner dari posisi LSB sampai ke MSB
Contoh: konversikan 101100112 ke bilangan oktal
Jawab :
1011 0011
B       3
Jadi 101100112 = B316
8.      Konversi Bilangan Oktal ke Desimal
Uraikan masing-masing digit bilangan biner kedalam susunan radik 8
12348 = 1´83 + 2´82 + 3´81 + 4´80
= 4096 + 128 + 24 + 4 = 425210
9.      Konversi Bilangan Oktal ke Biner
Sebaliknya untuk mengkonversi Bilangan Oktal ke Biner yang harus dilakukan adalah terjemahkan setiap digit bilangan oktal ke 3 digit bilangan biner Contoh Konversikan 2638 ke bilangan biner.
Jawab:
2       6       3
010   110   011
Jadi 2638 = 0101100112 Karena 0 didepan tidak ada artinya kita bisa menuliskan
101100112
10. Konversi Bilangan Hexadesimal ke Biner
Sebaliknya untuk mengkonversi Bilangan Hexadesimal ke Biner yang harus dilakukan adalah terjemahkan setiap digit bilangan Hexadesimal ke 4 digit bilangan biner
Contoh Konversikan B316 ke bilangan biner.
Jawab: B     3
1011 0011
Jadi B316 = 101100112
11. Konversi dari biner ke Octal Dan ke Hexadecimal
Contoh :
·         10 110 001 101 011111 1002 = 26153, 748
2     6   1     5   3       7     4
·         10 1110 0110 1011, 1111 00102 = 2E6B,F216
2   E     6     B       F   2
12. Konversi dari Octal dan Hexadecimal ke biner
Contoh :
·         673,1248 = 110 111 011, 001 010 1002
6     7     3     1     2     4
·         306,D16   = 0011 0000 0110, 11012
3     0       6       D
D. SISTEM BILANGAN BINER
1.      Bentuk BCD – Biner Code Desimal
Bilangan desimal pada setiap tempat dapat terdiri dari 10 bilangan yang berbeda-beda. Untuk bilangan biner bentuk dari 10 elemen yang berbeda beda memerlukan 4 bit. Sebuah BCD mempunyai 4 bit biner untuk setiap tempat bilangan desimal.
Contoh
Z(10) = 317
3       1         7                     Desimal
0011   0001 0111             Biner Code Desimal
Dalam contoh ini BCD terdiri dari 3 kelompok bilangan masing-masing terdiri dari 4 bit , dan jika bilangan desimal tersebut di atas dikonversi ke dalam bilangan biner secara langsung adalah 317(10) = 100111101(2) dan hanya memerlukan 9 bit. Untuk contoh
proses sebaliknya dapat dilihat di bawah ini.
Contoh
0101 0001 0111 0000             Biner Code Desimal
5       1         7         0                   Desimal
Jadi bentuk BCD di atas adalah bilangan Z(10) = 5170.
2. Bentuk BCH – Biner Code Heksadesimal
Bilangan heksadesimal dalam setiap tempat dapat terdiri dari 16 bilangan yang berbeda-beda ( angka dan huruf ). Bentuk biner untuk 16 elemen memerlukan 4 bit. Sebuah BCH mempunyai 4 bit biner untuk setiap tempat bilangan heksadesimal.
Contoh
Z(16) = 31AF

Bilangan Heksadesimal
3

1
A
F
Biner Code Heksadesimal
0011

0001
1010
1111
Untuk proses sebaliknya, setiap 4 bit dikonversi ke dalam bilangan heksadesimal.
Contoh
Biner Code Heksadesimal
1010
0110   0001 1000
Bilangan Heksadesimal
A
6       1         8
Jadi bentuk BCH diatas adalah bilangan Z(16) = A618.

E. ASCII Code
ASCII Code – American Standard Code For Information Interchange
Dalam bidang mikrokomputer ASCII-Code mempunyai arti yang sangat khusus, yaitu untuk mengkodekan karakter ( Huruf, Angka dan tanda baca yang lainnya ). Code-code ini merupakan code standard yang dipakai oleh sebagian besar sistem mikrokomputer. Selain huruf, angka dan tanda baca yang lain ada 32   ( mis ACK, NAK dsb. ) merupakan kontrol untuk keperluan transportasi data. Di bawah ini adalah tabel 7 bit ASCII Code beserta beberapa penjelasan yang diperlukan.
Singkatan
Arti
Ket. dlm. Bhs Inggris
STX
Awal dari text
Start of Text
ETX
Akhir dari text
End of text
ACK
Laporan balik positip
Acknowledge
NAK
Laporan balik negatip
Negative Acknowledge
CAN
Tidak berlaku
Cancel
CR
Carriage Return
Carriage Return
FF
Form Feed
Form Feed
LF
Line Feed
Line Feed
SP
Jarak
Space
DEL
Hapus
Delete
Tabel ASCII Code

H
E
X
0
0
0
0
0
1
0
1
0
0
1
1
1
0
0
1
0
1
1
1
0
1
1
1
Bit
b7
b6
b5
b4
b3
b2
b1
0
1
2
3
4
5
6
7


0   0   0     0

0

NUL

DLE


0

@

P

`

p

0   0   0     1

1

SOH

DC1

!

1

A

Q

a

q

0   0   1     0

2

STX

DC2


2

B

R

b

r

0   0   1     1

3

ETX

DC3

#

3

C

S

c

s

0   1   0     0

4

EOT

DC4

$

4

D

T

d

t

0   1   0     1

5

ENQ

NAK

%

5

E

U

e

u

0   1   1     0

6

ACK

SYN

&

6

F

V

f

v

0   1   1     1

7

BEL

ETB


7

G

W

g

w

1   0   0     0

8

BS

CAN

(

8

H

X

h

x

1   0   0     1

9

HT

EM

)

9

I

Y

I

y

1   0   1     0

A

LF

SUB

*

:

J

Z

j

z

1   0   1     1

B

VT

ESC

+

;

K

[

k

{

1   1   0     0

C

FF

FS

,

< 

L

\

l

l

1   1   0     1

D

CR

GS


=

M

]

m

}

1   1   1     0

E

SO

RS

.

> 

N

^

n

~

1   1   1     1

F

SI

US

/

?

O

_

o

DEL

Contoh
Untuk mendapatkan ASCII Code bagi karakter N adalah 100 1110 ( 4E16 ) dengan penjelasan bahwa 100 adalah b7, b6 dan b5 yang lurus keatas terhadap huruf N dan dan berharga sedangkan 1110 adalah b4, b3, b2 dan b1 yang lurus kesamping kiri terhadap huruf N dan berharga E.